Delta adalah suatu bentuk yang menjorok keluar dari garis pantai (seperti huruf D), terbentuk saat sungai masuk ke laut, dengan banyaknya suplai sedimen yang dibawa air sungai lebih cepat dibanding proses pendistribusian oleh proses-proses di pantai.
Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta
1. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi dalam semua komponen sistem sungai. Pada daerah tropis, penyediaan volume air permukaan besar. Pelapukan fisika dan kimia berpengaruh terhadap tingkat sedimentasi.
2. Debit Sungai
Debit sungai tergantung dari faktor iklim, mempengaruhi bentuk geometri delta. Delta dengan debit air dan sedimennnya tinggi dan konstan tiap tahunnya menghasilkan suatu tubuh pasir yang panjang dan lurus serta umumnya membentuk sudut yang besar terhadap garis pantai. Sebaliknya bila produk sedimen serta variasi debit air setiap tahunnya berbeda, maka terjadinya perombakan tubuh-tubuh pasir yang tadinya diendapkan oleh proses-proses laut dan cenderung membentuk tubuh delta yang sejajar dengan garis pantai.
3. Produk Sedimen
Delta tidak akan terbentuk jika produk sedimennya terlalu kecil.
4. Energi gelombang
Energi gelombang merupakan mekanisme penting dalam merubah dan mencetak sedimen delta yang berada di laut menjadi suatu bentuk tubuh pasir di daerah pantai.
5. Proses Pasang Surut
Beberapa delta mayor di dunia didominasi oleh aktivitas pasang yang kuat. Diantaranya adalah delta Gangga-Brahmanaputra di Bangladesh, dan delta Ord di Australia.
6. Arus pantai
Arus pantai mengorientasikan tubuh-tubuh pasir hingga membentuk sejajar atau hampir sejajar dengan arah aliran sungai.
7. Kelerengan paparan
Kelerengan paparan benua sangat berperan dalam menentukan pola perpindahan delta, yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.
8. Bentuk Cekungan Penerima dan proses Tektonik
Bentuk cekungan penerima merupakan pengontrol terhadap konfigurasi delta serta pola perubahannya. Daerah dengan tektonik yang aktif dengan akumulasi sedimen yang sedikit, sulit terbentuk delta . sebaliknya untuk daerah dengan tektonik pasif dan akumulasi sedimen yang banyak akan terbentuk delta yang baik.
Syarat-Syarat terbentuknya Delta
1.Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum.
2.Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak
3.Laut pada daerah muara sungai cukup tenang.
4.Pantainya relatif landai.
5.Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktivitas air laut.
6.Tidak ada gangguan tektonik, kecuali penurunan dasar laut seimbang dengan pengendapan sungai
Unsur-unsur Dasar Delta
1.Sungai : sebagai sarana pengangkut material
2.Distributary Channel
3.Delta Plain : Bagian delta yang berada di daratan, umumnya merupakan rawa-rawa.
4.Delta Front / Delta Slope : bagian delta yang berada di depan delta plain, dan merupakan laut dangkal.
5.Pro delta : bagian terdepan dari delta yang menuju ke laut lepas.
Klasifikasi Delta
1. Menurut Fisher, dkk. (1969)
Dasar klasifikasi :
Proses fluvial dan influks sedimen.
Proses laut (gelombang dan arus bawah permukaan).
Dibagi menjadi 3 kelas, yaitu :
Cuspate Delta.
Lobate Delta.
Elongate Delta / Bird Food Delta
2. Menurut Galloway (1975) :
Dasar : dominasi proses fluvial, gelombang dan pasang surut, yaitu :
Bird foot delta : jika pengaruh fluvial paling dominan.
Cuspate delta : jika pengaruh gelombang paling dominan.
Estuarine delta : jika pengaruh pasang surut paling dominan.
Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya dipengaruhi oleh pasang surut dari air laut, yang terletak antara daratan dan lautan (Thombury, 1969).
Faktor-faktor yang mempengaruhi morfologi pantai : pengaruh diatropisme, tipe batuan, struktur geologi, perubahan naik turunnya muka air laut, serta pengendapan sedimen asal daratan/sungai, erosi daratan dan angin.
Daerah pantai yang masih mendapat pengaruh air laut dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :
Beach (daerah pantai), yaitu daerah yang langsung mendapat pengaruh air laut dan selalu dapat dicapai oleh pasang naik dan pasang surut.
Shore line (garis pantai), yaitu jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan relatif merupakan batas antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa.
Coast (pantai), yaitu daerah yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh dari air laut.
Klasifikasi Pantai
1. Klasifikasi Pantai Secara Klasik, Johnson (1919), dibagi menjadi :
a. Pantai tenggelam (submergence coast)
dibentuk karena penenggelaman daratan atau naiknya muka laut, ciri : garis pantai tidak teratur, ada pulau-pulau di depan pantai, teluk yang dalam, dan lembah- lembah yang turun.
Contoh pantai ini adalah :
Pantai Ria : pantai yang sebelum teggelam telah mengalami erosi darat, terutama erosi fluvial.
Pantai Fyord : pantai yang sebelum tenggelam mengalami proses glasiasi (lihat gambar VII.6.).
Kenampakan pada peta topografi :
Garis pantainya tidak teratur.
Garis kontur berkelok-kelok tidak beraturan.
Pantainya relatif curam, ditandai dengan adanya garis kontur yang relatif rapat.
Perkampungan di sekitar pantai umumnya tidak sejajar dengan garis pantai.
b. Pantai Naik (emergence coast)
Pantai yang dibentuk oleh majunya garis pantai atau turunnya muka laut, ciri : garis pantai relatif lurus, relief-relief rendah, terbentuknya undak-undakan pantai dan gosong pantai atau tanggul-tanggul dimuka pantai.
Kenampakan pada peta topografi :
Garis pantai relatif lurus, ditandai dengan kontur yang lurus.
Pantai relatif landai, ditunjukkan oleh garis kontur yang renggang.
Jika dijumpai perkampungan umumnya relatif sejajar dengan garis pantai.
c. Pantai Netral
Pantai yang tidak mengalami penenggelaman ataupun penaikkan dan biasanya dicirikan oleh adanya garis pantai yang relatif lurus, pantainya landai dan ombak tidak besar.
Beberapa contoh pantai ini antara lain :
Pantai delta
Pantai dataran aluvial
Pantai gunung api
Pantai terumbu karang
Pantai sesar
Kenampakan pada peta topografi :
Adanya delta plain, alluvial plain, dll
Biasanya garis kontur renggang
Bentuk garis pantainya relatif lurus melengkung
Sungai dibagian muara mempunyai banyak cabang, yang seolah-olah mempunyai pola sungai berbentuk pohon (dendritik).
d. Pantai Campuran
Pantai yang mempunyai kenampakan lebih dahulu terbentuk daripada yang lain. Seperti kanampakan undak pantai, lembah yang tenggelam, yang merupakan hasil dari naik turunnya permukaan air laut.
Kenampakan pada peta topografi :
Adanya dataran pantai, teras-teras (emergence)
Adanya teluk-teluk dengan kontur yang relatif rapat (submergence)
Perkampungan tidak teratur.
Klasifikasi Pantai Secara Genetik dan Deskriptif, Valentine (1952)
3. Klasifikasi Pantai Berdasarkan Tenaga Geomorfik
Shepard (1963) dikutip Sunarto (1991) mengelompokkan pantai menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Pantai primer (muda).
Pantai primer terbentuk oleh tenaga-tenaga dari darat (erosi, deposisi darat, gunung api, sesar dan lipatan).
b. Pantai sekunder (dewasa).
Pantai sekunder terjadi dari hasil proses laut, meliputi erosi laut, deposisi laut dan bentukan organik.
Macam-macam Pantai Primer
Pantai karena erosi dari daratan. Erosi baik oleh sungai maupun glasial sebelum mengalami pengangkatan.
Pantai yang dibentuk oleh pengendapan asal darat.
Pantai hasil pengendapan fluvial, misalnya pantai delta, pantai daratan aluvial yang turun (Pantai semarang).
Pantai pengendapan glasial, misalnya sebagai morena yang tenggelam atau sebagai drumline yang tenggelam
Pantai yang karena pengendapan pasir oleh angin (prograding sand dune).
Meluasnya tumbuh-tumbuhan pada pantai atau rawa bakau yang luas (contohnya pantai di dekat Townsvill, timur laut Queensland, australia).
Bentuk pantai akibat aktivitas volkanisme
Pantai yang dipengaruhi oleh aliran lava masa kini. Cirinya jika lavanya basa bentuk pantai tak teratur, kalau asam bentuk pantai lebih teratur.
Pantai amblesan volkanik dan pantai kaldera.
Pantai yang terbentuk akibat adanya pengaruh diatrophism atau tektonik
Pantai yang terbentuk karena patahan.
Pantai yang terbentuk karena lipatan
Macam-macam Pantai Sekunder
Bentuk pantai karena erosi laut
Pantai yang berliku-liku karena erosi gelombang
Pantai terjal yang lurus karena erosi gelombang
Bentuk pantai karena pengendapan laut
Pantai yang lurus karena pengendapan gosong pasir (bars) yang memotong teluk.
Pantai yang maju karena pengendapan laut.
Pantai dengan gosong pasir lepas pantai (offshore bars and longshore spit)
4. Klasifikasi Pantai secara Klimato- genetik
Dasar : hubungan antara energi gelombang dengan morfologi pantai, serta memperhatikan signifikasi peninggalan sejarah dan aspek-aspek geologis dalam evolusi pantai.
Dibagi menjadi :
a. Pantai Lintang Rendah
Ciri : energi gelombang rendah dan lingkungan angin pasat. Sedimen pantai banyak, terdapat hubungan antara variasi morfologi pantai dan wilayah hujan. Mangrove tumbuh di daerah beriklim tropis panas-basah, sedangkan gumuk pantai terdapat di lingkungan yang beriklim tropik panas-kering.
b. Pantai Lintang tengah
Terdapat di lingkungan gelombang berenergi tinggi. Karena aktivitas gelombang dan abrasi bertenaga tinggi itu, maka cliff dan bentukan yang berasosiasi dapat berkembang dengan baik.
c. Pantai Lintang Tinggi
Pantai ini dicirikan dengan gelombang berenergi rendah. Kebanyakan merupakan sisa-sisa pembekuan. Perkembangan morfologi cliff dipengaruhi kuat oleh gerakan massa batuan dalam skala besar.
Proses-Proses di Pantai.
Sabtu, 14 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
makasih
BalasHapus